Sampai saat ini aku belum bisa memaknai semua yang terjadi. Bukan. Bukan! Masalah ini hanyalah semu dari pelengkap kasih sayang dunia terhadapku. Keseimbangan tergoyang dan tak ada cahaya.
Aku sungguh benar-benar lelah dan hanya ingin berbaring dalam pangkuan malaikat yang tidak terlalu terlihat begitu baik. Agar tak ada rasa malu jika berhadapan dengannya. Aku hanya berharap malaikat itu membersihkan kehinaan yang ku lakukan selama ini ketika aku sudah memejamkan mata. Sehingga tidak pernah ada kata penyesalan ketika aku terbangun.
Tapi apakah aku masih bisa bersih? Saking bodohnya aku, bahkan aku butuh bantuan malaikat. Sesungguhnya aku kotor disebabkan kerena kebodohanku bukan karena kejahatanku. Malaikat itu sudi menghampiriku karena ia tau, aku butuh pencerahan. Malaikat itu seolah-olah datang memberi sebuah lilin dalam gelapnya lorong hidup yang entah kapan harus ku akhiri.
Dia berkata, lihatlah titik cahaya di ujung jalan itu, kau akan sampai kesitu jika kau berjalan dengan penuh perjuangan. Tapi bukan berarti kau akan menderita karena kebahagiaan itu muncul bukan karena keadaan melainkan dari kedamaian
Malaikat itu berkata, lihatlah jalan yang terlihat itu, yang penuh dengan sesuatu yang lebih. Sesungguhnya itu jalan menuju kemurkaan.
Aku berkata pada Malaikat itu, saat ini aku tak akan berjalan menuju titik cahaya itu.
Malaikat itu pun bertanya penyataanku yang bodoh, kenapa?
Aku menjawab, karena aku ingin tidur Malaikat.
Jumat, 22 Juni 2012
Malaikat, apa kau tau?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar