panas.
aku menyalakan kipas angin berdiri yang sering terjatuh.
mungkin karena hawasi membelinya dengan harga yang murah.
di sini berbeda dengan tempat tniggalku. disini panas
sehingga setiap malam aku selalu menyalakan kipas angin yang tak pernah aku
pakai sebelumnya di bandung.
ini adalah pengalaman baruku sebagai anak rantauan.
pertamakali ngkos & bekerja. jika aku boleh jujur proses mengembangkan diri
ini sangatlah lamban. mungkin karena aku sangat ulit untuk mengubah kebiasaanku
selama tijnggal dibandung.
sebelumnya aku numpang di rumah kakak ku. tak ada masalah.
yap ada masalah kecil yang menggunung. yaitu
sulit keluar dari kebiasaankusebelumnya. bermalas-malasan.
dimana aku berharap
setelah aku pergi merantau. aku benar-benar hijrah dari semua kebiasaan
burukku. memang terlalu banyak hal yang harus aku ubah. memang tidak mudah.
tapi bukan berarti tidak bisa.
selama ini aku selalu menjadi orang yang itu-itu saja.
melakukan rutinitas yang biasa-biasa saja. apa yang terjadi selama ini membuat
aku dapat memprediksi dari apa yang terjadi pada kejadian sebelumnya.
entah, aku ingin berbagi kembali. lebih jujur. lebih berani.
maksudnya lebih mau menunjukan dan menerima bahwa aku hingga saat inin masih
seorang pecundang. setidaknya itu lebih baik dari menutup-nutupi bahwa aku
adalah orang yang hebat.
padahal banyak orang yang aku merasa lebih pecundang
daripadaku. tapi itu terserah mereka. aku
memang benar-benar seorang pecundang.
banyak hal yang bisa aku dapatkan sebenarnya. tapi hatiku
merasa bersalah, akarena aku merasa telah membohongi diri sendiri.
ada kalanya ketika aku merasa dicintai. aku merasa sebuah
subjek dari sebuah objek. aku manusia yang memiliki ruh. passion. yang merasa
cukup untuk menggerakan jiwa.
ternyata mereka adalah orang-orang yang sederhana. dan aku
tidak malu mengakui bahwa aku seorang pecundang. tak ada jawaban. hanya
berjalan beriringan dan saling menemani sepanjang jalan.
banyak orang-orang hebat diluar sana. aku bisa bergaya
seperti halnya mereka. tapi mereka tau bahwa keindahan kita berbeda.
bukanya aku tak bisa, tapi hatiku merasa tak suka. aku coba
suka, tapi aku menolak diriku yang seperti itu.
aku sangat menghargai orang yang juga sama menghargai aku.
biarpun mereka merasa seorang pecundang. tidak peduli sebesar apa seorang itu,
jika tidak dapat menghargai, aku merasa dia tidak berhak merasa lebih baik dari
seorang pecundang.
orang-orang itu tidak melihatku didalam kamar. dalam usahaku
yang setengah-setengah ini. entah sekuat apa aku berusaha, usahaku memang
tidaklah cerdas.
untuk orang yang melakuakan segalanya sendiri, aku harusnya
agak memaklumi aku sendiri. tapi, terserah, aku tidak tahu. aku hanya terus dan
terus mencoba. biarpun segudang kegagalan ini menjadikan aku tidak mengerti
sebenarnya apa itu gagal.
aku merasa rindu. perasaan rindu akan aliran hasrat yang
menggerakan tubuhku pada tujuan merabah pembelajaran. terus dan terus sampai
torsi langkah awal yang berat berputar mengikuti alunan ritme yang menggerakan
kayuhan hidup.
kadang-kadang bingung kemana. tapi, ayunan itu terus berayun
kuat menggerakanku ku ke tempat lain. entah kemana, ku merasa ditengah
perjalanan ini adalah tujuanku padahal aku tidak tahu kemana tujuanku.
tuhan bolehkah aku terharu, terharu karena kekuatanmu yang
kau berikan sepercik dan tidak apa apanya ini mampu menggetarkan hatiku. aku.
mereka adalah aku. semuanya adalah aku yang seutuhnya. sejutakasih,
bertriliyunkasih, aku kasih.
0 komentar:
Posting Komentar