"Rumus wae bari jeung eweuh hartina"
Petikan syair berirama berjudul "yeuh" dari panas dalam karya pidibaiq tersebut membeberkan realitas bahwa hidup tidak perlu memakai rumus yg tidak berarti.
Sekolah dan perkuliahan selalu menjejali kita rumus selama berlangsungnya pelajaran di dalam sekolah. Tapi kebanyakan dari itu, setelah keluar dari ruang sekolah, rumus itu selalu dilupakan. Orang2 selalu kembali menggunakan pengalamannya yg bebas untuk kehidupannya,
Rumus itu memang tidak berarti banyak karena tidak terjadi langsung pada kita,
Kamu dapat apa dari pelajaran kampus?
semua sia2 seperti belajar di tempat formil, saat lulus semua kembali ketitik nol, perlu belajar lagi dari awal mengarungi kehidupan yg baru,
Ranah sekolah dan ranah kehidupan berada dalam tempat beda yg sukar bersatu,
Teori2 itu kadang tidak mengajari sesuatu dalam kehidupan,
Bahwa kata2 itu hanya sebuah kiasan indah untuk mengisi pelajaran kami,
Kami dipaksa menyukai itu,kalau tidak kami tidak naik kelas.dan org2 bodoh dengan sendirinya membentuk mentalnya sendiri agar lebih kuat dari tatapan sinis pihak akademis. Bisa juga menciptakan kelompok oposisi.
Semua Selalu berbicara nilai akhir, rangking, kami salah tidak bisa mengahafal rumus2 itu, kami salah untuk ingin mengikuti apa yg kami suka, kami disalahkan orang tua karena memiliki nilai jelek,
Namun aku juga mengikuti ulangan, aku juga tau bagaimana org2 mendapatkan nilai itu, memang ada yg bagus karena hafalannya, ada juga yg bagus mengelabui penjaga, tapi mereka tidak pernah menghargai kejujuran kami,kami tetap salah dan kami dipandang sebelah mata,
Jangan heran kini negara kami dikuasai org2 yg cuma bisa menghafal jawaban untuk memberikan klarifikasi dan org2 yg hebat mengelabui.
kami kuliah itu untuk mendapatkan siapa diri kami, menetapkan bagaimana sudut pandang kami, menciptakan etika hingga sikap kami, bukan jadi org2 kategori perusahaan2 besar.
aku tidak pernah menyesal masuk jurusan diperkuliahan ini, sebabnya adalah aku menemukan aku sebagai aku.bukan bisa menghafal rumus.
Dan kecewa karena harus mengalah pada sistem, aku harus mengikuti apa yg mereka mau, sehingga semuanya menjadi sia2.
Padahal kamu bisa mencptkan produk kamu sendiri, tapi mereka ingin tetap aku tunduk dan patuh pada satu sistem.
Dan pendidikan akan menjadi sia2 dan eweuh hartina seperti sebait lagi dari panas dalam, tidak ada artinya.
Kami harus menjalani apa yg tidak kami percayai. Harusnya itu bisa teratasi.
Dan kita kembali kepada teori jaman dulu, seperti yg Charles darwin katakan, ada 3 kemungkinan dalam menghadapi kehidupan ini, 1. adaptasi, 2. imigrasi 3.mati
0 komentar:
Posting Komentar