Hello, My name is Gilang Novanda. You can follow me on my twitter @gilangnovanda, Cheerrsss :D

Jumat, 16 Maret 2012

Dalam Diri

Kesalahan yang biasa adalah lupa diri.
Tolong... tolong... saya berteriak bukan karena kolor saya hilang, tapi karena tersesat dalam diri sendiri. Meski dalam jiwa ini nggak ada bermacam-macam jurusan angkot ini-itu saya kerap kali tersesat dalam diri sendiri.
Emosi yang nggak bisa dikendalikan, pikiran kotor, dan bisikan setan membuat saya nggak nyaman dengan semua ini dan merasa sakit meski tak ada yang menyakiti.
Saya membaringkan badan istirahat sejenak. Saat lagu the paps diputar itu sudah bisa membuat saya tersenyum kembali untuk sementara. Tapi saya belum puas kalau tak menelaah dan menemukan arti dari situasi.
Saya mengingat kembali dan sengaja masuk dalam situasi yang tak mengenakan itu lagi.
Kenapa saya begini setelah ditempatkan pada situasi ini? Saya nggak mau tersesat dari pegangan hidup yang membuat saya nggak enak hati. Karena saya sudah mengalami itu.
Tersesat dalam diri itu bisa terjadi dalam keadaan apapun namun disini disesatkan oleh cinta.
Sebelumnya saya pernah membuat artikel tentang mengatasi jomblo, saya baru sadar masalah yang saya alami ini jawabannya ada di situ semua. Setidaknya khusus untuk yang saya alami sekarang.
Tapi jangan cemas, saya akan menambahkan apa yang saya punya, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi yang lain. Amis. Eh, amin.
Berbagi cerita tentang kesalahan.
Selama ini saya belum mengerti betul tentang cinta. Apalagi cinta cenat-cenut.

Cinta dan pengorbanan. Dia yang mengajari saya tentang pengorbanan. Tapi dari pandangan saya itu berbeda. Saya memiliki pola pikir yang mencolok dengannya. Berbeda jelas. Tapi rasa menyatukannya. Dengan komunikasi, dan pengertian. Disaat kedua itu nggak berjalan karena sikap salah satu pasangan, susah distabilkan lagi.
Saya nggak mengerti semua bisa seperti itu. Satu-satunya penyesalan bagi saya itu Cuma uang saya habis. Arrrrgh...
Dalam manusia yang sudah menjalani hidup dan memiliki pengalaman, sudah tentu memiliki prinsip dan persepsi masing-masing yang pasti berbeda dengan yang orang lain terngantung dari latar belakang seseorang tersebut.
Jangan kira ketika kita tau cara saat berhadapan dengan suatu masalah kita sudah bisa menyelesaikan itu. Mengaplikasikan teori hidup itu lebih rumit dari apa yang kita bayangkan. Tapi itu mungkin hanya untuk saya yang belum meliliki mental yang kuat.
Memiliki persepsi itu untuk mendamaikan jiwa seseorang itu sendiri. Saya memiliki persepsi karena saya tak ingin berkutat dalam masalah semu yang diciptakan pikiran sendiri dan orang lain.
‘saya tak bisa mengubah apapun, siapapun, terkecuali hidup saya sendiri’ supaya saya terhindar dari tuntutan mental labil. Entah kapan saya memiliki filosofi itu dan kapan saya merubahnya, tapi itu membuat saya tenang sampai saat ini.
Bagaimana kalau hati tanpa disadari menuntut lebih? Saya memang nggak mau hal itu terjadi pada saya. Tapi itu terjadi secara alamiah. Saya masih belum bisa menghindarinya yang membuat kestabilan hidup bergoyang.
Meski kadang saya harus menyimpan persepsi itu dengan alasan harus disituasi yang tepat. Untuk mendinamiskan jiwa. Namun bukan disaat seperti ini.
Ketika saya membulatkan tekad menginginkan wanita yang saya pilih, saya nggak menemui kendala. Kalaupun ada, itu dijadikan daya tarik tersendiri.
Apapun yang terjadi pasti itu yang terbaik buat saya.
Namun setelah itu saya tak bisa mempertahankan suasana itu. Setan selalu punya cara untuk menghasut saya dan itu berhasil. Sehingga semuanya menjadi berantakan.
Banyak orang menganggap kesempurnaan harus dicari dan mendapatkannya di luar. Sehingga kita lupa akan diri kita sendiri. Nah, disitu lah bahaya sesungguhnya. Saya lupa apa yang saya katakan kepada orang lain ketika menghadapi keadaan yang nggak berbeda jauh situasi ini. Saya belum bisa mengontrol emosi saya. Karena memang dalam usia ini masih meraba-raba kehidupan.
Menurut saya orang dewasa itu bijak dan bisa menyelaraskan logika dengan rasa. Nggak harus selalu wibawa. Dan nggak semua orang bisa dewasa.
Host di radio yang saya dengar malam itu mengingatkan saya; tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan.
Ketika mereka bercerita tentang pasangannya masing-masing, saya sirik dan ingin menjadi hubungan ini menjadi lebih harmonis seperti dalam cerita mereka. Padahal saya sudah harmonis dan nyaman.
Dengan penuh ambisi saya ingin merubah segalanya, pola pikir, sikap, dan semuanya yang saya inginkan. Itu membuat perdebatan setiap hari padahal itu nggak penting hingga muncul kebencian satu sama lain.
Bicara soal cinta saya selalu lupa diri. Cara menyikapi masalah, sorotan mata, hingga keramahan yang selalu muncul berubah tanpa disadari. Saya yang merubah segalannya. Itu merubah prinsip saya karena ingin merubah seseorang. Memang niat baik, tapi sikap itu adalah hak dan nggak mudah untuk mengubahnya. Bisa disebut karakter.
Saya telah keluar jalur yang mengakibatkan hilangnya kedamaian. Maafkan saya.
Sekarang saya bingung untuk mengembalikan keadaan. Tapi saya tak akan merubah jika itu bukan kewajiban saya. Saya tau kondisi ini bukanlah hal baik dan saya harus keluar dengan masalah yang sebenernya nggak nyata. Saya belum bisa mengalahkan diri sendiri dan yang seseorang harus lakukan adalah itu.
Seperti apa maksud yang dinyanyikan mariah carey,
There's a hero if you look inside your heart
You don't have to be afraid of what you are
There's an answer if you reach into your soul
And the sorrow that you know will melt away
Ada pahlawan jika Anda melihat ke dalam hati Anda
Anda tidak perlu takut tentang apa yang Anda alami
Ada jawaban jika Anda mencapai ke dalam jiwa Anda
Dan kesedihan yang Anda tahu akan mencair dan menghilang
Dan di salah satu bait reffnya
    So when you feel like hope is gone
    Look inside you and be strong
    And then you'll finally see the truth
    That a hero lies in you

Jadi, ketika Anda merasa semua harapan hilang
Lihatlah kedalam diri Anda dan pahami Anda akan menjadi kuat
 Dan kemudian Anda akhirnya akan melihat kebenaran
pahlawan Itu  terletak pada Anda
MARIYAH CEREY=HERO





kira-kira foto penyanyinya seperti itu

Read More/Selengkapnya...