Senin, 17 Desember 2012
besar adalah jalan satu-satunya
Kamis, 15 November 2012
Semua berawal dari 20 tahun lalu,
Kadang saya merasa sendiri, saya memang tidak terlalu
memikirkan yang lain, kadang saya memikirkan diri sendiri, saya ini apa,
semacam mahluk apa? Serangga kah? Amfibikah? Buku filsafat belum saya baca
sampai habis dan saya belum memikirkannya. Tentang arti dari keberadaan,
mungkin ada dan mustahil.
untuk ukuran laki-laki, saya termasuk manja, karena bungsu, anak terkhir dari 3 bersaudara, paling sering dipeluk orang tua,
Saya mendapati album foto, saat saya masih kecil, saya ganteng, unyu, senyum yang terurai digambar itu kapan saya dapatkan lagi? Tidak akan pernah. Karena saya berkumis dan upil saya lebih gede, jerawat juga.
Pikiran saya meluncur pada waktu yang sudah saya lewati, bukantentang hebatnya saya menaklukan beberapa masalah yang tidak terlalu besar, tapi ketika saya masih kecil, di mana dengan menangis semua masalah beres,
Semoga saya akan menjadi imam mu, berjalan bersama sama dalam kebaikan dan kebenaran,
jika ada pertanyaan apa rasanya menjalani hidup selama ini, jawabannya, saya merasakan apa yang kau rasakan, meskipun kadang saya lebih beruntung atau lebih sial dari semuanya, tapi saya yakin posisi dimana saya berdiri adalah kebaikan Tuhan untuk saya,
Senin, 29 Oktober 2012
kembalilah padaku
Kau memperlakukanku seperti peserta base camp. Perintahmu selalu membuatku lelah sperti push up 50 kali, skot jump beberapa kali, aku lupa menghitungnya.
Kau memang baik, ketika kau ingin meminjam motorku. Sadarlah, keluargaku bukan tukang ojeg yang selalu bisa meminjamkan mu motor. Tidak ada spanduk, “Motor maju jaya” di depan rumahku. Kau salah, sayang. Salah! Kecuali kau meminjam hatiku, aku tak segan memberi itu dengan bonus VCD Agung Hercules Full Song. Serta Tips memelihara cupang dengan baik dan benar.
Kembalilah padaku dengan membawa kolak. Aku haus akan cintamu di hatiku. Kembalilah padaku, tapi jangan kau pinjam motorku. Namun jika aku berubah pikiran, jangan lupa isi bensinnya.
Kamis, 20 September 2012
Night mare
Saya biasa dipanggil James oleh para atasan saya, baru duduk di universitas lebih bagus dari ITB yang baru semester 3 dan ip selalu kurang dari 3. Tapi nyaris dapet 3. Saya kadang merasa risih dengan pandangan mereka yang memandang saya sebagai mahasiswa rajin, telaten dan teladan. Karena saya meiliki pekerjaan sampingan yaitu bandar menyambung undur-undur. Padahal kan itu biasa. Yap, terima kasih saja lah kalau ada pandangan positif meski saya hanya menganggap saya mahasiswa biasa seperti orang lain. Sama-sama memiliki bulu pantat yang nggak terlalu panjang.
Sebelumnya saya tak peduli dan akhirnya mengalami kejadian mistis yang menambah wawasan dan ilmu pengetahuan saya di ilmu otomotif sehingga menambah amal soleh saya. (nyambung ga?).
Malam itu saya hampir tertidur. Lampu kamar merk "boolh herang" sudah dimatikan dan sudah membunuh dua kecoa yang unyu beud di ujung kamar yang penuh dengan rambut keriting. Tinggal membaringkan tubuh sexy ini dan memejamkan mata tak lupa berdoa supaya mimpi bisa kencan sama Caca Pradita.
Tapi kayaknya itu nggak akan terwujud karena mamih yang sewenang-wenang menyuruh membuang anda(sampah).
"Mih, apa benar apa yang terjadi sekarang? Ketika mamih menyuruh saya membuang benda itu keluar?" yang saya maksud itu sampah.
Mamih pun mengeluarkan argumentnya yang membuat saya terpojok dan akhirnya ... JEGER. Saya kalah dalam perdebatan yang sengit.
Saya mengambil 2 tumpukan sampah yang dibungkus keresek di dapur yang kurang terisi cahaya. Saya hampir membuang muka, karena saya kira sampah. Ah, tapi saya nggak terlalu jelek juga.
Begitu berat sampah yang terbungkus dua kresek besar ini. Kira-kira sama beratnya dengan sampah yang saya pegang. 3 bulan disuruh buang sampah kayak gini saya bisa jadi ade rai. Nggak usah ke gym atau tempat olahraga lainnya.
Saya melihat ada bungkus indomi di dalamnya, ngorek dikit, kliatan bungkus akua. sampai ga sadar, saya jadi terus-terusan ngoprek sampah.
Hujan di malam itu benar-benar membuat seram suasana. Suhu pun menjadi sangat dingin. Suhu dingin seperti ini mengingatkan saya pas waktu di Eropa sana. Dinginnya sama.
Dengan memakai boxer saya benar-benar terlihat seperti tukang sampah asli.
Oh, tidak!
Cahaya lampu membuat rintik hujan yang jatuh dari langit terlihat. saya baru ingat kalau sekarang malam jumat.
Tedeng!!!
Saya langsung merinding. Takut ada sosok yang saya takuti, kecoa unyu beud.
Saya semakin merinding ria saat sampai di pengkolan gang Haji Gofur yang sepi. Konon di wc dekat sana pernah ada suster keramas. Kemudian suster itu buang air. Namun parahnya nggak di siram. Saya semakin ketakutan mengingat ee-nya yang berserakan.
Bibir saya mingkem menahan rasa takut. Kepala geleng-geleng mengingat derasnya persaingan bau ee sama bau sampah. Saya takut untuk melewati gang yang misterius itu. Jika saya harus ke tempat pembuangan sampah tak mlewati jalna itu, saya harus memutar lewat gang Haji Gofur part II. Tapi sama saja di situ ada wc juga.
Ketika itu mental saya sedang labil dan saya memutuskan lewat gang Haji Gofur part 346.
Saya menyusuri gang itu dengan penuh percaya diri. Di kelilingi sisi-sisi rumah yang membentuk jalan gang. Entah kenapa kontrakan yang saya lewati begitu sepi. Apa hari ini ada hari petak umpet sedunia? Saya nggak tau, yang pasti membuat suasana semakin horny, eh horor maksudnya. Tapi saya coba memberanikan diri untuk kesekian kalinya.
Saya terus berjalan mengarungi beberapa meter gang dengan susah payah karena beban sampah. Tapi akhirnya tempat pembuangan sampah itu terlihat. Saya tersenyum, misi hampir selesai.
Sepi seram mencekam. Seiring kaki melangkah saya bertemu sosok tuyul yang sedang mengelas body mobil. Ternyata kemajuan tekhnologi mebuat semuanya berubah. Sampai ke dunia hantu segala. Dan parahnya mengubah style, tuyul itu memakai baju band The Virgin. Sepertinya tuyul itu salah satu fans Justin Bieber, soalnya terlihat dari mukanya,
Dompetnya memakai rante. Barangkali dia takut di copet sama tuyul yang lain.
Saya harus berani melewati tuyul itu. Harus!!! Agar perjuangan saya melawan rasa takut tidak sia-sia. Saya pergi kewarung membeli m 1 50, bisa. supaya bener-bener bisa melewati tuyul itu dan berhasil membuang sampah.
Setelah sampai saya melempar sampah di tangan kanan, sampah itu harus di lempar agar masuk ke tempat sampah yang berbentuk bak besar. Distu ada peraturan harus memasukan sampah ke dalamnya.
karena jarak saya dengan bak itu tak terlalu dekat, saya gagal memasukan kedua sampah yang ada di tangan kanan kiri. Meski gagal masuk, saya tak peduli dan pulang. Tak mengikuti her remedial dan sebagainya.
Tapi saat berbalik, tiba-tiba sosok tuyul pangki itu mendekati saya. Saya ketakutan dan AAAAAAAAAA
Tuyul itu memegang tangan saya. kemudian berkata.
"jang,mun buang smpah yg bnr."
sy tak menghraukan'y dan plg.
Minggu, 26 Agustus 2012
Hidup adalah tren
Jujur, seberapa pengaruh tren bagi kalian? Sepertinya 90 % trend sudah menjadi main set dalam pikiran-pikiran anda, dan 10 % lagi di isi bokep ya? Saha nu apal.
Minggu, 29 Juli 2012
ambisius
Ambisius
Jauh-jauh lah dari kata itu. Karena apa? Saya juga nggak tau.hehe
Syukurilah kau masih bisa meneteskan iler di bantal yang najis itu. Karena tidak semua orang bisa tidur nyenyak. Dikala kau berambisi mendapatkan bantal yang kualitasnya nomor satu, mungkin contoh mereknya, “Roncar arti maling”, anda mungkin tak bisa ngacai ketika tidur karena sayang bantalmu mahal.
Syukurilah orang yang menganggapmu ada, yang bisa membuat anda tertawa. Jangan sampai anda ingin menjadi nomor satu dengan menginjak mereka. Yang ada, anda di-overlap oleh orang yang ingin anda kuasai.
Syukurilah dengan keadaan mu, karena kelemahan mu adalah kelebihan yang tersembunyi.
Berambisi berarti tanda orang yang tidak mau bersyukur. Karena orang yang berjalan dengan baik, natural, ikhlas, dan maksimal itu akan diikuti ambisi. Dalam artian kau akan menjadi orang yang dikejar dan dijadikan inspirasi. Harta yang diambisikan orang lain malah (harta tersebut) berambisi ingin dimiliki kau.
Kejayaan, situasi, dan keadaan.
Tapi ketika kau sadar tentang keadaanmu, kau akan memiliki ambisi dan semuanya hilang setimpal dengan apa yang kau lakukan. Ikhlas lah, ikhlas. Mari kita menjaga hati kita agar tak ada kemunafikan, sombong dan lain-lain, apalagi suasana ramadhan seperti ini, mumpung segala sesuatu dengan yang baik-baik dimudahkan dan menjadi pahala yang berlipat.
Dan ketika kita sudah okay, jodoh akan datang dengan membawa seperangkat alat sholat. Insya Allah dan Amien.
Jumat, 22 Juni 2012
Malaikat, apa kau tau?
Sampai saat ini aku belum bisa memaknai semua yang terjadi. Bukan. Bukan! Masalah ini hanyalah semu dari pelengkap kasih sayang dunia terhadapku. Keseimbangan tergoyang dan tak ada cahaya.
Aku sungguh benar-benar lelah dan hanya ingin berbaring dalam pangkuan malaikat yang tidak terlalu terlihat begitu baik. Agar tak ada rasa malu jika berhadapan dengannya. Aku hanya berharap malaikat itu membersihkan kehinaan yang ku lakukan selama ini ketika aku sudah memejamkan mata. Sehingga tidak pernah ada kata penyesalan ketika aku terbangun.
Tapi apakah aku masih bisa bersih? Saking bodohnya aku, bahkan aku butuh bantuan malaikat. Sesungguhnya aku kotor disebabkan kerena kebodohanku bukan karena kejahatanku. Malaikat itu sudi menghampiriku karena ia tau, aku butuh pencerahan. Malaikat itu seolah-olah datang memberi sebuah lilin dalam gelapnya lorong hidup yang entah kapan harus ku akhiri.
Dia berkata, lihatlah titik cahaya di ujung jalan itu, kau akan sampai kesitu jika kau berjalan dengan penuh perjuangan. Tapi bukan berarti kau akan menderita karena kebahagiaan itu muncul bukan karena keadaan melainkan dari kedamaian
Malaikat itu berkata, lihatlah jalan yang terlihat itu, yang penuh dengan sesuatu yang lebih. Sesungguhnya itu jalan menuju kemurkaan.
Aku berkata pada Malaikat itu, saat ini aku tak akan berjalan menuju titik cahaya itu.
Malaikat itu pun bertanya penyataanku yang bodoh, kenapa?
Aku menjawab, karena aku ingin tidur Malaikat.
Kamis, 24 Mei 2012
ya sudah lah
Saya terlalu takut melangkah, padahal setelah dipikir-pikir jalan itu baik untuk saya dan mungkin juga buat mereka. Apaboleh buat saya sudah memutuskan semuannya, penolakan yang saya sesali, dan mereka tak menanggil lagi, padahal saya sangat ingin dipanggil mereka. Saya sangat berharap itu dan saya akan menjawab ya dengan melawan semua ketakutan dalam diri saya.
Meski sepele yang pasti orang tua menganggap itu suatu hal yang membanggakan dan saya juga sedikit bangga karena saya dipakai sebagai anggota masyarakat. Tapi saya malah diam ditempat ketika lampu hijau sudah menyala, memang saat maju nggak menutup kemungkinan saya akan jatuh sampai beresiko hancur, tapi diam ditempat dan menikmati rasa aman yang akan membuat mati membangkai itu rasanya sangat nggak cuco banget, saya ingin sekali dipanggil mereka. Sekali lagi saja dan menanyakan pada saya apa saya bersedia. Tapi mereka sepertinya menganggap saya benar-benar sudah membulatkan tekad dan mereka tak ingin memaksa saya. Mereka salah, saya resah menunggu.
Saya harap saya menemukan hal seperti ini di depan dalam waktu dekat, agar saya sedikit lega karena kaki ini dapat digunakan untuk melangkah. Saya akan bersedih ketika waktu berhenti, tapi kenapa waktu tidak berhenti-berhenti? Seakan-akan saya orang yang tidak boleh sedih oleh orang-orang dilingkungan saya.
Maha penyayang Allah, karena tuhan saya ini memberi saya sedikit waktu untuk beristirahat, saya tak harus menunggu waktu berhenti, tapi waktu istirahat saya sudah tiba. Memang ini waktunya merenung. Menggali lagi apa-apa saja yang kurang sehingga saya bisa lebih memaknai kehidupan ini melihat dari berbagai sisi.
Terima kasih untuk mereka yang telah saya kecewakan dan saya adalah pihak yang paling merasa kecewa melihat mereka kecewa. Liat saja lain waktu, saya nggak akan mengancam dan mengumbar apapun, tapi saya akan selalu siap membantu mereka lain waktu. Semoga kita dipertemukan di jalan kesuksesan. Saya menolak mereka,semoga ini rencana tuhan agar saya bisa menarik mereka dari depan,eh, bukan, tapi merangkul dan berjalan bersama-sama. Karena orang yang merasa diatas akan lebih sulit bergelut dalam dirinya.
Ya Allah, semoga saya dijauhkan dari rasa malas yang semakin lama semakin menjauhkan saya dari kesuksesan, saya ingin sukses dan sejahtera bersama orang-orang yang saya cintai. Saya akan selalu berusaha jalan di garis yang telah kau beri lewat Rasul yang saya Agungkan dibawah mu, Allah. Yang sangat sulit, begitu sangat sulit. Mereka mengklaim kalau mereka yang suka jalan bersama setan lebih hebat dari orang yang berjalan bersama kau, tapi apakah mereka mampu mengalahkan diri mereka sendiri?
Ayo kita bersama-sama mengambil semua dengan cara yang baik dan benar yang sifatnya tak pernah mutlak.
Selasa, 17 April 2012
senyum inspirasi
Hari ini begitu padat. Kasur seperti barang mahal hari itu. Bahkan lebih mahal dari kerupuk yang dibuat sama Miyabi. Saya begitu lelah, lunglai dan sedikit alay. Meski begitu kece saya masih berbinar-binar. Buktinya nenek-nenek tetangga saya beberapa kali memberikan senyuman yang saya yakini memiliki makna lebih. Ada sesuatu sepertinya. Tapi saya itu cowok yang sangat menghargai hubungan rumah tangga orang lain. Apalagi sepuh.
Saya buka kamar, ah, nafas saya bau jigong, saya kecewa melihat kamar hampir mirip sarang tomcat. Semua menyatu dalam ruangan yang bagi saya selalu menjadi tempat paling istimewa. Meski ada bungkus permen, buah rambutan, buku-buku, deodoran, maskara (nggak tau itu punya siapa), bangke kecoa, foto-foto pas saya masih menganut faham alay berserakan di kamar. Apa lagi? Sebutin satu-satu pasti semua ada di kamar saya.
Pas saya buka lemari, buset! Ada pedagang dvd bajakan.
Saya ngucek-ngucek mata. Hilang. Mungkin saya sudah terlalu cape.
Bahkan kasur dipenuhi celana dan baju yang bau kesang. Oh My andai saja saya punya istri, pasti nggak akan begini ceritanya. Mungkin saya akan melihat tubuh orang yang saya cintai tertidur menunggu saya pulang. Saya akan menyisir rambutnya lalu saya mengecup pipinya. Cup... :*
Dan memberikan tomcat ke dalam celananya.
Oh, co cwet bunget.
Karena situasi nggak memungkinkan, saya memutuskan tidur di sofa ruang tamu. Banyak hal yang saya alami saat tidur di sofa. Saya pernah gondok karena pas bangun dari tidur sudah berkumpul ibu-ibu geng pengajiannya Mama. Hari sudah siang tapi saya punya kebiasaan bangun sore. Mereka semua tersenyum saat mata terbuka dengan iler kemana-mana.
Benar-benar memalukan.
Kondisi sofa berbeda jauh dengan kamar. Saya menyapu sedikit permukaan sofa dengan tangan kosong. Nggak ada sarang tomcat di sini. Nikmat tiada tara ketika badan terbaring. Aquarium terlihat dari sini. Sebelum memejamkan mata, saya memasang headset untuk mendengarkan beberapa lagu kemudian tidur. Tapi insomnia malah datang. Seperti judul lagu yang saya dengarkan. Mungkin kalo saya dengerin lagu Agung Hercules pasti yang datang si Astuti.
Sekarang lagu yang diputar adalah lagu Stand Up For Love-nya Destiny’s Child. Lagu yang sudah lama sekali tidak saya dengar. Mp3 yang saya pinjam diseting memutar lagu secara acak. Nggak berurutan sesuai angka. Pas sekali Mp3 ini memilih lagu.
Alunan musik dan suaranya yang sexy sangat memanjakan telinga dan jiwa.
Dulu saya selalu menghayal kalau istri saya bakalan nyanyi lagu ini buat saya. Haha... nggak apa-apa kan mimpi. Sekarang pun lagu ini membuat saya mengkhayal seperti dulu. saya senyum-senyum sendiri kayak kesambit hantu penghuni pasar ciroyom. Tapi nggak kok. Buktinya saya nggak teriak “Daging... Daging... murah! Sakilo goceng anying.”
Sampai reff pertama khayalan saya benar-benar terasa nyata. Indah sekali. Sangat indah.
Nggak tau kenapa saya melihat senyum itu.
Senyum saat saya membantu mempersiapkan pernikahan kaka sepupu. Bukan tukang lotek yang tersenyum.
Waktu itu saya dipaksa Mama untuk ikut ke acara persiapan menikah Kaka sepupu. Mama terus saja memaksa, saya bersikukuh menolak ajakan yang nggak menarik. Karena disana nggak ada acara sambung ayam. Tapi saat tau ada Aki (kakek saya) disana seketika saya berubah pikiran.
Baru masuk gerbang rumahnya sudah banyak orang yang sibuk mempersiapkan segalanya. Ngangkat ini, ngangkat itu, agar acara resepsi besok berjalan memuaskan. Andai saja ada Agung Hercules pasti pekerjaan ini cepat selesai. Eh, mending nggak usah. Yang ada Agung Herkules bakalan nimpukin pekerja sampe bonyok gara-gara maksa goyang sambil teriak, “Tidak goyang barbel melayang!!!”
Banyak sekali saudara yang datang, tapi saya hanya mencari seorang kakek yang membuat saya datang kesini.
Yap, Aki saya sedang bekerja juga mengangkat ini itu, yang membuat saya terdorong untuk melakukan bantuan-bantuan kecil meski nggak terlalu berarti. Karena dia lah salah satu inspirasi dari beberapa inspirasi yang saya miliki.
Saat jeda bekerja dan sejenak beristirahat, saya berdiri disampingnya, melihatnya lalu tersenyum.
Saya menghabiskan malam itu bersama Aki. Dia terlihat senang melihat saya membantu meski hanya membantu yang ringan-ringan.
Terbesit dikepala saya kalau saya juga akan mengalami ini nanti jadi saya harap Aki membantu menyiapkan pernikahan saya nanti.
Dengan sendirinya saya menyeletukan kalimat padanya,
"Ki, nanti pas saya nikahan harus ikut bantu-bantu juga ya!" pinta saya polos.
Aki malah menjawab dengan senyuman. Entah apa jawaban yang dimaksud, iya atau tidak. Dari mimik wajahnya sepertinya Aki menjawab iya.
Saya masih memandangi aquarium dengan mata kosong. Dulu sebelum aquarium dipindahkan itu adalah tempat Aki meninggal dunia.
Satu hari sebelum harinya, dia berkata besok adalah hari yang saya tak inginkan. Saya marah karena ucapannya. Saya nggak peduli dan hanya Emang (bahasa spanyol: paman) yang memijitinya. Dalam hati saya ketika itu kenapa ia begitu berlebihan. Maaf atas semua kegoblogan saya, Ki. Malah jika ada kata yang lebih kasar dari itu, cukup layak saya dibentak dengan kata kasar itu.
Ucapannya nggak dihiraukan dan saya melanjutkan tidur di soffa berhadapan dengan kasurnya yang sekarang ditempati aquarium itu.
Subuh-subuh saat Mama membangunkannya, saya langsung terbangun tanpa rasa kantuk meski hanya tidur beberapa jam. Aki nggak bangun seperti yang dikatakannya kemarin. Nafasnya masih berjalan tapi telihat pengap. Saya berdiri mematung memandangnya.
Mama menyuruh saya memanggil tetangga yang ahli dalam ilmu agama, Aki disuruh dibacain yasin. Kami melakukannya dan termasuk saya. Karena sudah lama nggak mengaji, saya nggak lihai lagi membaca tulisan arab, alhasil yang saya baca Cuma ejaan bahasa normal.
“Wah, hebat. Lancar ngajinya.” Kata saudara yang baru dateng.
Hemeh... nggak tau aslinya.
Dan akhirnya nyawanya terpisah dengan raganya. Aki nggak bergerak lagi. Tinggal dibawa ke kampung halaman, rumahnya dan disana juga dimakamkannya.
Saya menunduk. Rasanya lelah, ingin meneruskan tidur saya yang kurang. Tapi saya harus mengantarkan jasadnya ke rumah duka dan menyolatinya. Perasaan saya stabil dan nggak merasakan perasaan sedih yang signifikan. Air mata pun nggak menetes sama sekali. Tidak seperti saat nenek meninggal. Ketika itu saya merasa sangat kehilangan.
“Ah, untung aja Aki dirawat dirumah, kan ada kamu yang suka mijitin. Pasti dirawat sama cucu kesayangannya.”
Banyak sangkaan salah yang saya dengar di rumah duka. Saya nggak bisa menjawab dengan bahasa verbal atau pun non verbal. Saya menganggap tidak pernah ada yang menyangka seperti itu. Saya seperti orang yang linglung.
Saya menyaksikannya pemakamannya. Jenazahnya sudah terkubur. Untuk terakhir kali saya melihatnya, terlihat kulitnya dari kain kafan yang sedikit terbuka di bagian kaki. Itu adalah kaki yang sering saya pijat ketika beliau sakit dan dirawat dirumah. Tapi tak sesering yang kalian bayangkan.
Saya pulang dan segera tidur dikamar. Ketika terabangun dari tidur saya nggak menggerakan badan. Memandang atap dengan pikiran kosong.
Setelah cukup lama melamun, saya bangun untuk mengambil secangkir air putih di dapur. Dalam langkah menuju dapur, saya menoleh ke kiri. Itu adalah kebiasaan saya karena di sebelah kanan adalah kasur tempat Aki terbaring sakit. Jika mata kita bertemu, saya suka disuruh memijitinya. Jadi saya acuhkan.
Saya tersentak kalau Aki sudah tiada. Saya benar-benar merasa bersalah. Ingin rasanya saya cepat-cepat kembali ke kamar karena air mata sulit terbendung lagi. Saya nggak mau orang-orang rumah melihat saya mengeluarkan air mata dan mendengar isakannya.
Saya pergi ke loteng supaya apa yang saya rasakan bisa keluar bebas.
Ki, maafkan saya. Maaf yang sebesar-besarnya. Kau selalu memberi saya inspirasi. Karena semangat yang kau keluarkan setiap hari. Menggarap kebon, ngecet rumah sendirian, otomotif, benerin perabotan, antene rusak, elektronik kau bisa melakukan semua, beliau memang tak bisa diam. jadi saya merasa aman ketika disampingnya.
Di hari yang panas, saya mencarinya ketika keluarga berlibur di kampung. Aki tetap saja sibuk di kebon. Saya ingin tau dan membantunya mengambil hasil panen. Saya begitu antusias melakukan apapun dengannya.
Pada masa SMP, saya pernah hebat memijit. Tehnik ular pabelit juga saya pernah kuasai. Dari Aki yang suka saya suruh pijat. Judi bola taruhannya pijit. Saya selalu menang karena Aki nggak tau kalalu yang kita tonton itu adalah siaran ulang. Saya mendapatkan pijitannya lagi.
Waktu itu Mama sempet nanya pas Aki mijitin saya, “Yang mana Aki yang mana Cucu ini teh? Kebalik atu! Harusnya kamu yang mijitin.”
Saya cuek aja. Tapi saya juga selalu memijitinya setelah saya puas dipijiti.
Ngobrol ini itu. Jaman SD/SMP waktu saya dilanda sakit Aki adalah orang pertama yang harus ada disamping saya.
“Aki teh suka nyari kamu. Kalo dirumah ada tukang apa, sengaja beli buat kamu.” Kata uwa (Bahasa Swiss : Paman tua) saat pemakaman.
Sekarang gara-gara lagu romantis yang dikhayal indah malah menjadi pilu. Air mata saya jatuh sangat banyak. Saya benar-benar merasa kehilangan. Saya nggak kuat menahan tangis jika terus mengingatnya.
Saya memanggilnya beberapa kali meski saya tau nggak mungkin dia datang dan memijiti saya sekarang. Alulan lagu ini membuat perasaan semakin tumpah. Saya mempasrahkan pikiran saya terbang kemana ia mau.
Jika dalam khayalan saya sedang berdiri melihat istri menyanyi untuk saya, entah kenapa Aki tiba-tiba muncul di dunia khayal saya itu. Hadir di pesta pernikahan saya memakai baju yang rapi.
Saya mengalihkan pandangan padanya, terlihat kembali sosoknya. Mengingatkan kedekatan kami. Taruhan bola, nonton bola, saling pijet, curhat, belajar motor, jalan-jalan dll yang pernah kami lewati bersama di waktu lampau yang banyak membentuk diri saya menjadi seperti saat ini. Jika memang saat ini saya buruk, tak ada sangkut paut dengannya. Ini kesalahan saya karena dia mengajarkan saya yang baik-baik.
Irama lagu yang harusnya indah tuk dinikmati malah menyayat hati.
Dalam khayalan Saya akan menghampirinya dan berdiri disebelahnya, kemudian bertanya padanya,
"Ki, gimana acara nikahan saya?cantik kan istri saya?"
kemudian beliau hanya menjawab dengan senyuman yang sama ketika malam itu.